Wednesday, August 10, 2011

TEMPAT PALING BERHANTU DI DUNIA

Pada bulan Juni 1988, Summerwind beberapa kali terkena petir yang memicu munculnya api dan membakar rumah. Sehingga banyak bagian gedung itu rusak parah. Yang anehnya, petir menyambar berkali-kali, padahal di sekitarnya banyak pohon tinggi melebihi gedung itu tapi sama sekali tidak ikut tersambar.Saat ini gedung itu tak berbentuk lagi hanya menyisakan fondasi rumah yang tak terawat.


Hantu? Hiii….. Siapa sih yang tidak tahu tentang makhluk halus dari alam lain ini. Kisah-kisah mengerikan tentang mereka tersebar di seluruh literatur sejarah dan budaya kita sejak zaman Nenek Moyang. Banyak tempat yang dianggap berhantu karena memiliki berbagai macam sejarah kelam di masa lalu. Salah satunya adalah Aokigahara, hutan yang terletak di kaki Gunung Fuji, Jepang ini. Hutan yang dikenal juga dengan sebutan Jukai, atau “Lautan Pohon” ini dianggap sebagai salah satu tempat yang paling angker di Jepang. Banyak penduduk lokal dan pengunjung yang ke sana mengalami fenomena paranormal yang sulit dijelaskan.
Sejak jaman dulu hutan kuno ini memang dikenal dalam berbagai cerita rakyat Jepang sebagai tempat tinggal para makhluk gaib. Seakan belum cukup untuk menambah keangkerannya, hutan yang terkenal sunyi dan sepi ini ternyata juga merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk bunuh diri!!
Sejak tahun 1950, sudah lebih dari 500 orang tewas karena bunuh diri di dalam hutan ini. Pada tahun 2002 saja, terhitung ada 78 kasus bunuh diri di Aokigahara, dan jumlah ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Begitu populernya hutan ini sebagai tempat bunuh diri, pemerintah setempat sampai memasang papan pengumuman di berbagai tempat yang menghimbau orang yang akan melakukan bunuh diri untuk mengurungkan niatnya.
Banyaknya orang yang meninggal di hutan ini menyebabkan semakin bertambahnya  rumor-rumor aneh tentang arwah-arwah penasaran yang menghantui Aokigahara dan mengeluarkan teriakan-teriakan mengerikan di malam hari.


penjara eastern state

Eastern State Penitentiary terdapat di Philadelphia, Amerika serikat. konon, penjara ini merupakan penjara terangker dengan dinding-dinding berbatu gelap dan suram yang sangat membuatnya terkesan seperti benteng besar dengan menara-menara dan tembok-tembok setinggi nyaris 10 meter.
Charles Dickens, seorang sastrawan Inggris yang terkenal menulis A Tale of Two Cities mengunjungi penjara ini pada tahun 1842 dan tak urung merasa ngeri sehingga mereka seakan merasa dikubur hidup-hidup.  para tahanan ini dikunci sendirian didalam sel mereka sepanjang hari kecuali 30 menit saat waktu berolahraga setiap harinya.
menuut beberapa cerita, saat para tahanan digiring keluar dari sel masing-masing, mereka diharuskan memakai tudung hitam yang menutupi kepala agar mereka tidak bisa saling melihat satu sama lain.
sekarang, bangunan bangunan penjara ini tidak lagi digunakan sebagai penjara dan telah dibuka untuk umum. para pengunjung mengaku kadang mendengar bisikan-bisikan dan tangisan arwah-arwah tahanan dari arah sel-sel yang membuat bulu kuduk merinding. aawww!!! :x
beberapa pengunjung bahkan mengaku sempat melihat raut-raut wajah yang tersiksa dan penuh penderitaan di dinding penjara dan bayangan-bayangan tak berbentuk yang berputar-putar berkeliling.


 RUMAH HANTU AMITTYVILLE
Pada Desember 1975, George dan Kathleen serta anak-anak mereka pindah ke sebuah rumah di 112 Ocean Avenue, sebuah rumah besar bergaya kolonial Belanda di Amityville, sebuah lingkungan di pinggiran kota di selatan Long Island, New York.
Tigabelas bulan sebelum keluarga Lutz pindah, Ronald DeFeo, Jr., pemilik sebelumnya, telah menembak mati enam anggota keluarganya di rumah itu. Setelah 28 hari keluarga Lutz tinggal dirumah itu, mereka mulai merasakan hal-hal aneh dengan rumah tersebut.
Bagian ini berdasarkan buku yang ditulis oleh Jay Anson, 1977, The Amityville Horror – A True Story.
Jay Anson (1921-1980), adalah penulis The Amityville Horror
Rumah bernomor 112 di Ocean Avenue telah kosong selama 13 bulan setelah DeFeo membunuh anggota keluarganya, hingga pada Desember 1975 keluarga Lutz membeli rumah tersebut seharga $80.000. Rumah yang memiliki enam kamar tidur ini dibangun dengan gaya kolonial Belanda, dan memiliki atap yang melengkung. Rumah ini dilengkapi dengan kolam renang dan sebuah rumah tempat penyimpanan kapal. George dan Kathy telah menikah pada bulan Juli 1975 dan mempunyai rumah mereka sendiri, namun ingin memulai kembali dengan memiliki rumah baru. Kathy mempunyai tiga anak dari pernikahan sebelumnya, Daniel (9), Christopher (7), dan Melissa alias Missy (5). Mereka juga memiliki seekor anjing Labrador yang diberi nama Harry. Selama pengecekkan mereka saat akan membeli rumah tersebut, oleh agen mereka telah diberitahukan mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh DeFeo, namun mereka menganggap hal itu bukanlah masalah.

Keluarga Lutz pindah kerumah tersebut pada 18 Desember 1975. Sebagian besar mebel dari keluarga DeFeo masih ada, karena semuanya termasuk dalam kesepakatan jual beli. Seorang teman George Lutz telah mempelajari tentang masa lalu sejarah rumah tersebut, dan mendesak agar mereka melakukan pemberkatan. Namun mereka tidak mengerti cara-caranya. George mengenal seorang Pendeta Katolik yang bernama Bapa Ray, dan ia bersedia untuk melakukan pemberkatan. (Dalam buku Anson disebutkan nama Pendeta tersebut adalah Bapa Mancuso. Hal ini dilakukan untuk menjaga privasi Pendeta tersebut, nama aslinya adalah Bapa Ralph J. Pecoraro).
Bapa Mancuso adalah seorang pengacara, imam Katolik, dan seorang psikoterapi yang tinggal di Sacred Heart Rectory. Ia tiba untuk melaksanakan berkat pada sore hari tanggal 18 Desember 1975 disaat George dan Kathy sedang membongkar barang-barang mereka. Ketika ia mengibaskan air suci yang pertama dan mulai untuk berdoa, ia mendengar suara dengan jelas yang mengatakan”Keluar!” – “Get out!”. Disaat meninggalkan rumah tersebut, ia tidak menceritakan kejadian itu kepada George maupun Kathy. Pada 24 Desember 1975, Bapa Mancuso menelepon George Lutz dan menasihatkan agar dia tidak menggunakan ruang dimana ia telah mendengar suara yang aneh tersebut. Ruang ini adalah ruangan yang direncanakan Kathy digunakan sebagai ruang jahit, dan tadinya adalah kamar tidur Marc dan Yohanes Matthew DeFeo. Percakapan telepon terputus secara tiba-tiba, dan kunjungan berikutnya ke rumah tersebut mengakibatkan Bapa Mancuso menderita demam tinggi dan pada lengannya dijumpai tanda yang mirip dengan tanda stigmata.
Pada mulanya, George dan Kathy Lutz tidak merasakan hal yang aneh dengan rumah mereka. Namun kemudian, mereka merasa bahwa “masing-masing dari mereka tinggal di suatu rumah yang berbeda”.
Sebagian dari pengalaman keluarga Lutz diuraikan sebagai berikut:
George dan Kathy Lutz dikelilingi dengan berbagai media yang mengulas kasus mereka
Setelah memutuskan bahwa ada yang tidak beres dengan rumah mereka, yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, George dan Kathy Lutz melaksanakan suatu pemberkatan dengan cara mereka sendiri pada 8 Januari 1976. George memegang sebuah salib yang terbuat dari perak selagi kedua-duanya membacakan Doa Para Raja, dan dari ruang tamu mereka, menurut dugaan banyak oang terdengar suara paduan suara yang meminta agar mereka berhenti: “Will you stop!”.
Di pertengahan Januari 1976, dan setelah usaha pemberkatan yang dilakukan oleh George dan Kathy, mereka mengalami kejadian yang kemudian menjadi malam terakhir mereka berada di rumah itu. Keluarga Lutz menilai bahwa segala kejadian yang terjadi sebagai sesuatu yang sangat menakutkan, “too frightening”.
Setelah berkonsultasi dengan Bapa Mancuso, mereka memutuskan untuk mengambil beberapa barang kepunyaan mereka dan memutuskan untuk tinggal di rumah ibu Kathy di dekat Deer Park, New York. Pada 14 Januari 1976, George dan Kathy Lutz bersama ketiga anaknya dan anjing mereka Harry, meninggalkan rumah dan meninggalkan banyak barang dibelakang rumah tersebut. Hari berikutnya, seorang tukang ditugaskan untuk memindahkan barang-barang untuk dikirim ke keluarga Lutz. Ia melaporkan ada fenomena yang tidak normal didalam rumah itu.
Buku ini ditulis setelah Tam Mossman, seorang editor di penerbit Prentice Hall yang mengenalkan George dan Kathy Lutz kepada Jay Anson. Mereka tidak bekerja secara langsung dengan Anson, namun disampaikan melalui rekaman tape yang berdurasi sekitar 45 jam, yang kemudian menjadi dasar bagi penulisan buku ini. Diperkirakan penjualan buku ini mencapai sepuluh juta kopi dari beberapa edisi. Anson dikatakan mengambil dasar judul bukunya “The Amityville Horror” dari “The Dunwich Horror” karangan H.P. Lovecraft yang diterbitkan pada tahun 1929.


menara london
Menara London terletak di dalam kawasan London Borough of Tower dan terpisah dari ujung timur kota London oleh ruang terbuka yang dikenal sebagai Tower Hill. Fungsi utama menara ini adalah benteng, istana kerajaan, dan penjara. Menara London adalah monumen bersejarah yang terletak di pusat kota London, di tepi utara sungai Thames.
Menara London merupakan bangunan bersejarah yang terpelihara dengan baik dan dapat dikatakan dikategorikan sebagai salah satu tempat angker dan 
Keangkeran tempat ini dikarenakan oleh tempat yang merupakan warisan dunia oleh UNESCO ini merupakan tempat eksekusi, pembunuhan dan penyiksaan di dalam menara ini selama 1000 tahun terakhir.
Menurut penjaga bangunan ini, terdapat banyak penampakan hantu yang terjadi di dalam dan sekitar menara ini.
Ada kesaksian dari seorang penjaga menara ini yang mengatakan, bahwa pada suatu hari di musim dingin tanggal 12 Februari 1957 sekitar jam 3 pagi, seorang petugas penjaga menara London ini dikejutkan oleh sesuatu yang jatuh ke atas atap pos jaganya.
Ketika ia keluar untuk mencoba melihat apa yang terjadi, ia melihat sebuah bayangan putih yang menyeramkan tanpa bentuk yang jelas di atas menara ini.
Pada kemudian hari barulah penjaga menara ini mengetahui bahwa di hari yang sama, tanggal 12 Februari, Lady Jane Grey dipancung tahun 1554.
Hantu yang cukup terkenal dari Menara London adalah hantu dari Ann Boleyn, salah satu istri dari Henry VIII, yang juga ikut dipancung di menara tersebut tahun 1536.
Penampakan hantu Ann Boleyn dikatakan banyak terlihat di berbagai tempat yang berada di dalam menara ini, terkadang membawa kepalanya sendiri, di Menara Hijau dan di Menara Chapel Royal.
3 tahun yang lalu, media memberitakan bahwa kamera CCTV yang dipasang di menara ini menangkap sebuah penampakan dari hantu Henry VIII. Hantu itu terlihat sedang menutup sebuah pintu yang berada di salah satu ruangan di Menara ini. Di menara ini juga dipercaya menjadi tempat bagi hantu Henry VI, Thomas A Becket dan Sir Walter Raleigh.
Cerita hantu yang paling mengerikan yang berkaitan dengan Menara London ialah kematian dari Countess of Salisbury. Countess of Salisbury dihukum mati tahun 1541 karena ia didakwa terlibat dalam beberapa tindakan kriminal (walaupun sekarang banyak anggapan yang mengatakan beliau tidak bersalah).
Ketika ingin dibawa ke tempat penggantungan dengan penuh perlawanan, ia berhasil lari dari sel bloknya dan dikejar oleh para algojo, hingga menemui ajal dengan dipancung di tempat oleh sang algojo. Upacara hukuman matinya dikabarkan diselenggarakan oleh roh – roh gentayangan di Menara Hijau.


catacomb perancis
Catacombs of Paris atau Catacombes de Paris adalah kuburan bawah tanah yang terkenal di Paris, Prancis. Terletak di selatan dari bekas gerbang kota, Barrière d’Enfer, atau sekarang dikenal dengan Place Denfert-Rochereau. Nama resmi dari tempat ini adalah dan telah dibuka untuk umum sejak 1867 dan sejak saat itu pula menjadi daya tarik bagi turis.


Catacombs of Paris bukanlah kuburan bawah tanah biasa, melainkan sebuah Ossuary. Ossuary adalah tempat ditaruhnya tulang-belulang manusia yang sebelumnya jasadnya dibakar terlebih dahulu di sebuah kuburan sementara, lalu setelah beberapa tahun sisa tulang-belulangnya dipindahkan di Ossuary tersebut.
Dikatakan bahwa pada akhir abad ke-17 banyak warga paris meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh polusi akibat pembakaran tidak sempurna oleh pabrik-pabrik di perancis (ketia revolusi industri). Akibatnya, jumlah pemakaman tidak memadai lagi. Adalah Letnan Jenderal Polisi Alexandre Lenoir yang pertama kali mencetuskan untuk menggunakan l’Ossuaire Municipal yang awalnya hanyalah terowongan bawah tanah biasa menjadi sebuah Ossuary pada tahun 1786-87.




Setelah itu, masih banyak lagi jasad-jasad yang diletakkan di Catacombs tersebut, diantaranya jasad orang-orang yang tewas pada  kerusuhan di Place de Greve, Hôtel de Brienne, dan Rue Meslée diletakkan di Catacombs pada tanggal 28 dan 29 Agustus 1788.


Namun pada masa Perang Dunia ke-II, para anggota French Resistance menggunakan jalur bawah tanah ini sebagai tempat bersmbunyi dari pasukan NAZI dan pasukan NAZI juga menggunakan sebagiannya lagi sebagai bunker.


Walaupun tempat ini terkesan seram dan mistis, tapi tempat ini tetap menjadi pilihan bagi sebagian turis untuk melengkapi liburan mereka di kota Paris. Oleh karena itu pula tempat ini digunakan dalam sebuah film pada tahun 2007 yang berjudul Catacombs.


COLOSEUM